Senin, 08 September 2014

3 Ekor Lumba-Lumba Selamatkan Nyawa Manusia (Kisah Nyata, Bagian 2/Habis)

WAROPEN, PAPUA - Pada edisi Senin (14/07) lalu, kita sudah membaca pencarian Jefry Kotouki tiba di Malaysia sesuai petunjuk Pak Haji, bahwa Jefry usai ditendang ke laut oleh teman-teman dari Labobar di lautan Pasifik Selatan, ia diselamatkan oleh 3 ekor lumba-lumba hingga tiba di pesisir pantai Malaysia Timur.
 
Pak Haji minta keluarga Kotouki untuk beli pulsa kira-kira seharga 1 juta rupiah agar bisa tembus sampai di Malaysia. Pak Haji mau telepon kepada keluarganya untuk tolong cek alamat rumah dan nomor telepon. Dalam sekejap, keluarga sudah sumbang uang dan dengan uang itu segera diisikan pulsa.

Pak Haji bilang, isikan di nomornya Yohanes. Setelah diisi, pak Haji telepon ke Malaysia dengan kode wilayah 00160.xxxxxxxx. Telepon pun berdering dan diangkat oleh adiknya pak Haji.
"Dik, disini ada tamuku, mereka ada mencari adiknya yang terdampar di sekitar pelabuhan. Coba adik pergi ke pelabuhan, tolong tanya-tanya orang disitu, kira-kira ada orang Papua yang tinggal disitukah?", minta pak Haji kepada saudaranya itu.
"Oiya besok ya abang, soalnya sudah mulai malam jadi, nanti besok aku cari tau dan aku akan kabari", ujar adiknya pak haji dari balik telepon.
Keluarga Yohanes pun kemudian pulang. Sebelum pulang, pak Haji sempat cek pulsa yang sudah diisi seharga Rp 1 juta itu. Ups, ternyata tinggal 820 ribu saja. "Ah besok baro kita tambah isi pulsa", ujar Jhon sambil ajak keluarganya pulang.
Esok sorenya mereka kembali ke rumah pak Haji.  Setibanya disana, pak haji bilang, ia sudah ditelepon adiknya di Malaysia tadi siang. Adik disana sudah ketemu rumah dari bos yang menampung Jefry. Alamat rumah lengkap dengan nomor telepon sudah dikirim, jadi kalian beruntung.Kemudian, Yohanes pun menelopon di nomor yang dikirim dari Malaysia itu.
“Hallo, ini dengan siape, dari mane”, ujarseorang ibu dengan logat-logat Malasya.
“Ibu, ini dengan kakak kandungnya Jefry Kotouki”, jawab Yohanes.
“Jefry siapa, disini tidak ada yang namanya Jefry”, jawab ibu itu dari balik telepon sambil kasih mati telepon.
Mendengar itu, Yohanes keringat dingin. Tak percaya dan bertanya lagi ke Pak Haji. Pak Haji bilang, coba telepon lagi. Yohanes telepon yang kedua kali lagi, berdering dan diangkat lagi.
“Hallo selamat Sore, ini dari Yohanes Kotouki dari Nabire, mau bicara dengan Jefry Kotouki. Saya kaka kandungnya”, Yohanes memulai pembicaraan.
“Ia saya Jefry sendiri. Bagaimana kaka”, syooooo satu rumah berdansa ria. Ada yang Amaduwai disana. Yohanes air mata biji jagung.
“Aduh adik, betul itu koi ka?”, tanya Yohanes tak percaya. “Betul kaka, saya sendiri. Ini dengan kaka Yohanes yang di Moanemani ka?”, tanya Jefry. Kemudian Yohanes menjawab: “Betul, saya sendiri. Ko punya mama dengan saya punya mama Adik kaka”, jelas Yohanes dan mendengar penjelasan itu Jefry yakin dan menceritakan kisahnya diselematkan oleh 3 ekor lumba-lumba.
Jefry menjelaskan, ketika ia ditendang ke laut, ia sudah tidak sadar diri (hilang akal) dan tenggelam. Jefry sadar ketika ia muntah-muntah air laut. Katanya, ada ikan Paus yang membuang dirinya ke udara dan jatuh ke laut lagi, berulang-ulang sampai dirinya muntah-muntah baru saya didorong dan sayapun memegang punggungnya. Setelah itu dirinya sadar bahwa ia sedang diselamatkan oleh ikan lumba-lumba. Puji Tuhan.
Selama perjalanan di tengah lautan, Jefry melihat yang mengantar dirinya ada 3 ekor lumba-lumba. Mereka bergantian menggendong saya. 
“Saya mengatakan, sungguh Tuhan Allah luar biasa. Ia menciptakan penolong di laut sampai sa diselamatkan”, kenang Jefry.
Jefry menjelaskan, sejak dirinya sadar, hari itu dan malamnya masih diatas gendongan lumba-lumba. Esok siang, Jefry pun buang mata kiri-kanan jangan sampai nampak gunung atau kapal. Tetapi tak satupun kapal yang nampak, apalagi gunung. Sepanjang hari itu hingga malam, masih dalam perjalanan.
“Namanya ikan jadi, pasti mereka pakai insting saja”, ujar Jefry.
Hari kedua, Jefry sudah lapar. Apalagi usai muntah jadi perut su kosong. Di tengah laut sana, persis didepan Jefry dirinya melihat ada bongkahan kayu. Semakin dekat, semakin dekat, dan Jefry pun lompat dari punggung lumba-lumba meraih batang kayu itu. Tidak ada makanan disitu, jadi untuk isi perut, Jefry makan kayu yang sudah lapuk itu. Usai itu ambil kayu, 3 ikan lumba-lumba itu mendekati dirinya dan mendorong kembali. Sungguh luar biasa.
Malam pun tiba, tetapi perjalanan tetap berlanjut. Esok hari, Jefry mulai mendengar suara burung laut. Tidak jauh dari dirinya, itupun ketika ombak meninggi, ia melihat kearah kanan, ia melihat semacam perahu. Semakin dekat, bukan perahu yang dilihatnya, tetapi semacam kapal ikan. Diatasnya ada bendera Malaysia. Dirinya pun sontak berteriak, meminta pertolongan.
Kata Jefry, ketika dia berteriak, tiga ekor lomba-lomba itu menghilang dalam laut, tapi kondisi badannya sudah lemas dan tidak bisa berenang, jadi Jefry tenggelam. Namun kemudian, mereka muncul lagi dan mendorongnya sampai ke permukaan.
“Melihat tingkah ini, saya pilih diam saja”, ujar Jefry dari balik telepon. Orang-orang disitu terharu mendengar kisah Jefry.
Namun tidak lama kemudian, ada bunyi Kapal dari belakangnya. Ia pun lihat ke belekang begini, mamayo, kapal ikan yang tadi lewat bagian kanan itu sudah ada dibelakangnya, kira-kira sekitar 3 km. Sungguh sangat jauh. 
Luar biasanya, kata Jefry, 3 ekor ikan lumba-lumba ini langsung balik kebelakang mendorong Jefry ke arah Kapal.   Jefry pun semangat riang.
Tidak lama kemudian, kapal sudah dekat, dekat, dekat dan tinggal kira-kira 20 meter. 3 ekor ikan lomba-lomba ini, 2 lainnya mulai lompat tinggi, mungkin tanda kegirangan atau memberi tanda kepada manusia bahwa ada Jefry disini jadi tolong selamatkan. Mereka bergantian dan sungguh luar biasa ciptaan Tuhan ini.
Kemudian, orang-orang di Kapal itu lihat saya dan mereka lompat turun. Ikan lomba-lomba pun sudah meninggalkannya. Jefry akhirnya diangkut ke kapal ikan dan kemudian ia diberi makanan dan minum.
Dikapal ia tidak bicara apa-apa, hanya tidur terbaring, sampai akhirnya tiba di pelabuhan. Disana, ia ditanyai orang dari mana, kenapa bisa tenggelam dan bagaimana diselamatkan oleh lumba-lumba. Semua ia jelaskan dengan baik-baik.
Kemudian Jefry diantar ke bos Kapal. Rumahnya dekat pelabuhan jadi mereka jalan kaki saja. Seminggu tinggal disitu dan, Jefry dilaporkan ke pihak polisi Malaysia dan kedutaan besar Indonesia di Malaysia. Pengumuman pun disampaikan lewat RRI Jakarta, bahwa bagi keluarga yang merasa kenal segera menghubungi pihak Malaysia.
Namun selama tiga bulan berturut-turut pengumuman berjalan, tidak ada tanggapan dari pihak Indonesia. Di Papua  pun keluarga tidak tahu bahwa ada pengumuman di RRI pusat Jakarta.
Akhirnya, Jefry diputuskan di Pengadilan Malaysia bahwa Jefry tidak ada orang-orang tua. Di keterangan surat putusan itu ditulis, orang tua dari Jefry ialah lumba-lumba dan dipelihara sepenuhnya oleh orang tua angkatnya di pelabuhan Jahor Malaysia. Jefrypun kemudian menjadi warga Negara Malaysia. Kalau pulang ke Nabire pun hanya sebentar saja.
Mendengar kisah penyelamatan ini, Yohanes yang dari tadi terharu mendengar kisah nyata adiknya langsung berdiri keluar. Kepada media ini, Yohanes mengatakan, dirinya hanya meminta kepada keluarga pelaku untuk taro denda Rp 15.000 juta saja. Rp 10 juta untuk membayar tendangan dari kapal ke laut, sedangkan Rp 5 juta untuk membayar kerugian keluarga dimana Jefry tidak bisa pulang ke Papua dan menetap di negeri Jiran sebagai warga Negara Malaysia. 

Bagian 2/Habis (Klik di Sini untuk baca bagian 1)  

Sumber: Swarapapua.com

Unknown

Terima kasih atas kunjungan anda. Berharap coretan ini bermanfaat!!

Comments
0 Comments

 

Copyright MC2 @ 2015 Jejak Kaki.

MC2 ,